Jumat, 20 September 2013

Penggunaan Puzzle Hurup

LAPORAN                                 

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
(PKP)

PENGGUNAAN ALAT PERAGA PUZZLE HURUF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PADA ANAK KELOMPOK A TK ISLAM AL FURQON KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional – PAUD 4501




Disusun Oleh :
Nama                  : Wiwin Komariah
Nim                     : 814093774



UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
2011



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan, dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pada pasal 3 UU Sisdiknas disebutkan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Atfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
TK sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal perlu pembinaan yang baik. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional terus berupaya untuk meningkatkan mutu dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Salah satu kebijakan Departemen Pendidikan Nasional dalam rangka pembinaan pendidikan adalah dengan meningkatkan mutu perbaikan kualitas proses belajar mengajar. Manivestasi pembelajaran di TK diterapkan dalam berbagai macam keterampilan. Salah satu keterampilan yang mulai ditumbuh-kembangkan semenjak usia TK adalah membaca dan menulis. Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi anak. Keterampilan itu sangat besar artinya bagi anak selama mengikuti pendidikan di bangku sekolah. Pentingnya keterampilan membaca untuk keperluan belajar kiranya sangat jelas yakni sebagai salah satu keterampilan berbahasa.
Sehubungan dengan keterampilan berbahasa, Tarigan (1996:1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yakni: Keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Keterampilan membaca khususnya merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi anak.
Dalam usaha pembinaan dan pengembangan tema kebahasaan di Taman Kanak-kanak maka dari keempat keterampilan berbahasa di atas yang sering menjadi kendala bagi anak adalah baca tulis. Pada kelas-kelas permulaan, keterampilan membaca merupakan salah satu kendala utama yang banyak dihadapi oleh guru. Belajar dan bermain membaca permulaan sangat penting untuk ditumbuh kembangkan semenjak usia TK agar anak-anak dapat terlibat dalam kegiatan baca tulis. Upaya untuk memotivasi membaca dan menulis bagi anak sangat diperlukan. Apabila dalam diri anak sudah tumbuh kebiasaan membaca dan menulis maka akan mempercepat proses integrasi ketika anak mulai masuk sekolah dasar.
Banyak penelitian mutahir membuktikan bahwa anak dapat diajar membaca sebelum dia mencapai usia sekolah. Seperti Durbin dalam Nurbiana (2007: 5:3), Dia menyimpulkan bahwa  tidak ada efek negatif pada anak-anak dari membaca dini. Anak-anak yang diajar membaca sebelum masuk SD pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang belum pernah memperoleh membaca dini. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Leonhardt masih dalam Nurbiana, membaca sangat penting bagi anak. Mereka akan berbicara, menulis dan memahami gagasan rumit secara lebih baik. Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat di atas kemampuan membaca dan menulis sudah harus dikembangkan. 
Seperti pendapat Moleong (2003 :25), salah satu aspek yag harus dikembangkan pada anak-anak TK adalah kemampuan membaca dan menulis.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dalam kemampuan membaca permulaan diperlukan upaya-upaya guru dalam memotivasi anak. Hal itu didasarkan pada instruksi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor 6205/C/DS/1999 tanggal 27 Juli 1999 keterampilan membaca dan menulis bukan merupakan tujuan utama di  TK dan dilakukan melalui bermain. Pada dasarnya membaca dan menulis di TK tidak ditekankan pada pembelajaran yang wajar sesuai dengan perkembangan dan karakteristik anak. Mengingat tanpa adanya penekanan, maka keaktifan guru sangat menunjang bagi pertumbuhan minat anak membaca dan menulis. Pendidikan di TK memang tidak dimaksudkan agar anak dapat membaca dan berhitung dengan lancar, namun mulai di TK anak sudah dikenalkan pada abjad dari a sampai dengan z. Hal ini banyak dilakukan guru-guru TK supaya anak memiliki kesiapan ketika mereka memasuki sekolah dasar.
Berdasarkan Observasi yang peneliti lakukan di TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung dari 20 orang peserta didik hanya sekitar 30% yang mau menyimak dan mengikuti kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru, sedangkan 70% lagi terlihat jenuh dan lebih asyik mengobrol dengan temannya. Hal ini tentu akan berpengaruh pada hasil belajar anak yang kurang maksimal.

 
Kurang maksimalnya pencapaian hasil belajar anak tentu menimbulkan permasalahan bagi guru di sekolah tersebut.  Oleh karena itu guru harus mencari tahu penyebanya dan sekaligus dituntut dapat menemukan solusinya. Pengamatan sementara penulis melihat kurang maksimalnya hasil belajar anak khususnya dalam kemampuan membaca permulaan adalah guru kurang bervariatif dalam menggunakan alat peraga. Selain itu kurang variatifnya alat permainan yang tersedia untuk mengenalkan huruf kepada anak sehingga tidak ada pilihan lain bagi anak untuk memilih alat permainan yang cenderung mengembangkan aspek motorik saja.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti lebih cenderung beranggapan bahwa timbulnya kesulitan anak dalam membaca permulaan di TK Islam Al Furqon disebabkan karena kurang bervariasinya penggunaan alat peraga yang dipergunakan guru. Selama ini guru hanya menggunakan kartu abjad atau gambar abjad saja sehingga anak kurang berminat untuk mengikuti kegiatan. Permasalahan tersebut perlu segera dipecahkan dengan mengembangkan berbagai teknik mengajar yang mampu membangkitkan motivasi anak untuk membaca. Salah satu teknik yang yang di kembangkan adalah penggunaan alat peraga puzzle huruf.
Alasan dipergunakan puzzle huruf adalah: mudah diperoleh baik dengan membuat sendiri maupun membeli di toko mainan, dapat dimodifikasi dalam berbagai model yang disenangi anak, mudah dipergunakan baik oleh guru maupun anak, dan mampu menjelaskan konsep dengan tepat. Penggunaan puzzle huruf bertujuan untuk melatih agar anak mulai mengenal huruf, mengeja, merangkai huruf menjadi kata tertentu, melafalkan tulisan. Pemanfaatan puzzle huruf tersebut pada hakikatnya dilakukan berdasarkan satuan kegiatan dalam kurikulum TK. Menggunakan Puzzle huruf, anak diharapkan tertarik untuk belajar membaca. Secara tidak langsung anak dirangsang untuk mulai berlatih membaca meskipun kedua hal tersebut belum ditekankan dalam pembelajaran di TK.
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, dalam Penelitian Tindakan Perbaikan ini difokuskan pada upaya guru dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan.  Untuk itu Penelitian ini diberi judul “Penggunaan Alat Peraga Puzzle Huruf untuk meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung”.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Penggunaan Alat Peraga Puzzle Huruf dapat Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan  pada Anak kelompok A TK Islam Al Furqon. Mengingat terlalu luasnya permasalahan tersebut penulis  batasi pada sub-sub masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana perencanaan penggunaan alat peraga puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok A TK Islam  Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung?
2.      Bagaimana pelakasanaan penggunaan alat peraga puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung?
3.      Bagaimana pengaruh penggunaan alat peraga puzzle huruf terhadap kemampuan membaca permulaan pada Anak TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung?

C.    TujuanPerbaikan
1.
  Tujuan Umum Penelitian
Untuk mengetahui penggunaan alat peraga puzzle huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak  TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
2.   Tujuan Khusus Penelitian
a.       Untuk mengetahui perencanaan pengggunaan alat peraga puzzle huruf di TK  Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
b.      Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan alat peraga puzzle huruf di TK  Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
c.       Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat peraga puzzle huruf terhadap kemapuan membaca permulaan pada anak TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

 
 

D.    Manfaat Perbaikan
1.   Manfaat Teoritis
a.       Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan alat peraga puzzle huruf pada anak TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
b.      Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

2.    Manfaat Praktis
a.      Bagi Anak Didik
Mendorong motivasi anak untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi anak TK Islam Al Furqon Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
b.       Bagi Guru Kelas
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan guru untuk mengembangkan kemampuan dalam merancang dan melaksanakan bimbingan dan pelatihan membaca yang benar-benar efektif dengan menggunakan alat peraga puzzle huruf, serta dapat menambah pengalaman guru.
c.        Bagi Lembaga Sekolah
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran tentang kompetensi guru dalam mengajar dan kompetensi anak dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan, sehingga diharapkan keterampilan  membaca permulaan anak meningkat secara signifikan.
d.         Bagi Perpustakaan Sekolah
Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan  alat peraga puzzle huruf.











 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A.    Alat Peraga Puzzle Huruf
1.      Pengertian Alat Peraga
Alat peraga merupakan alat yang digunakan guru di depan kelas untuk menjelaskan materi pelajaran.
Menurut Elly Estiningsing dalam p4tkmatematika.org, Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri  dan konsep yang dipelajari.

2.      Puzzle Huruf
Puzzle Huruf adalah alat permainan puzzle huruf yang dirancang oleh peneliti sebagai media yang mudah diperoleh baik dengan membuat sendiri maupun membeli di toko mainan, dapat dimodifikasi dalam berbagai model yang disenangi anak, mudah dipergunakan baik oleh guru maupun anak, dan mampu menjelaskan konsep yang tepat. Penggunaan puzzle huruf bertujuan untuk melatih anak agar mulai mengenal huruf, mengeja, merangkai huruf menjadi kata tertentu, melafalkan tulisan. Dengan menggunakan puzzle huruf, anak diharapkan tertarik untuk belajar membaca. Secara tidak langsung anak dirangsang untuk berlatih membaca meskipun kedua hal tersebut belum ditekankan dalam pembelajaran di TK.

3.      Pungsi Alat Peraga
Secara umum fungsi alat peraga adalah :
a.       Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep
b.      Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep
c.       Sebagai media untuk mewujudkan hubungan antara konsep dengan dunia sekitar kita serta aplikasi dalam kehidupan nyata.


Fungsi dari alat peraga adalah untuk memberikan kejelasan dan memberikan gambaran konsep yang sebenarnya bagi siswa dalam belajar. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa dengan memanfaatkan media pengajaran atau alat peraga dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, serta dapat memotivasi dan merangsang belajar siswa, bahkan dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Puzzle huruf merupakan alat peraga yang dapat digunakan guru sebagai alat bantu dalam mengajarkan materi membaca permulaan. Dengan menggunakan puzzle huruf guru dapat membantu memudahkan anak dalam memahami pengenalan huruf abjad.

4.      Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga Puzzle Huruf
Langkah-langkah penggunaan alat peraga puzzle huruf adalah sebagai berikut :
a.       Guru mempersiapkan beberapa buah alat peraga puzzle huruf.
b.      Guru membagikan beberapa buah alat peraga puzzle huruf.
c.       Guru memberikan arahan kepada anak tentang penggunaan puzzle.
d.      Guru menunjukan contoh-contoh bunyi huruf dan menunjukannya dengan puzzle huruf.
e.       Anak melafalkan bunyi huruf abjad a s.d z.
f.       Anak melafalkan bunyi huruf sesuai dengan gambar yang tertera. 
g.      Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba puzzle huruf tersebut baik secara perorangan maupun kelompok.
h.      Anak melakukan kerja sama dalam percobaan-percobaan menamai gambar dengan tulisan puzzle huruf.
i.        Anak menyusun puzzle huruf sesuai dengan gambar yang tertera
j.        Guru mengamati kegiatan seluruh anak.
k.      Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya.
l.       

 
Guru membimbing anak yang mengalami kesulitan dalam mengenal lambang huruf.
m.    Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
n.      Guru memberikan penilaian hasil pekerjaaan anak.
o.      Anak membereskan dan menyimpan kembali alat peraga puzzle huruf.

B.     Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak TK
1.      Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan seperti mengenal huruf dan kata, menghubungkan dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Anderson dalam Nurbiana (2007: 5.5) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Menurut Hari dalam Nurbiana (2007:5.5) membaca merupakan interpretasi yang bermakna dari simbol verbal yang tertulis/tercetak. Sejalan dengan itu menurut Kridalaksana masih dalam Nurbiana mengemukakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara, dapat pula tidak bersuara. Jadi membaca pada hakikatnya adalah kegiatan fisik dan mental untuk menemukan makna dari tulisan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca terkait dengan :1) pengenalan huruf atau aksara; 2) bunyi dari huruf atau rangkaian huruf-huruf; 3) makana atau maksud; 4) pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana. Adapun yang dimaksud kemampuan membaca permulaan pada anak TK adalah keterampilan  mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk huruf atau aksara dan bunyi dari huruf atau aksara tersebut. 
                                                                                       

 
 

2.      Pentingnya Kemampuan Membaca Pada Anak TK
Mary Leonhard dalam Nurbiana (2007:5.5) ada beberapa alasan mengapa kita perlu menumbuhkan cinta membaca pada anak. Alasan tersebut adalah :
a.       Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik, sebagian waktunya digunakan untuk membaca.
b.      Anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi. Mereka akan berbicara, menulis dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.
c.       Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal, dan membuat belajar lebih baik.
d.      Kegemaran membaca akan memeberikan beragam perspektif kepada anak.
e.       Membaca dapat membantu anak memiliki rasa kasih sayang.
f.       Anak yang gemar membaaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan.
g.      Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola pikir kreatif dalam diri mereka.

3.      Tahap-Tahap  Perkembangan  Membaca
Kemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap. Menurut Cochrane Efal dalam Nurbiana (2007:5.13), Perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia (4-6 tahun) berlangsung dalam 5 tahap, yaitu :
a.       Tahap pantasi (magical strage)
b.      Tahap pembentukan konsep diri (self concep strage)
c.       Tahap membaca gemar (bringing reading strage)
d.      Tahap pengenalan bacaan (sake-off reader strage)
e.       Tahap membaca lancar (independent reader strage)

 
 

Sehubungan dengan tahap-tahap perkembangan membaca anak di atas yang perlu diketahui dan dipahami oleh guru atau orang tua adalah bagaimana menstimulasi potensi-potensi anak tersebut di atas sesuai tahap-tahap perkembangannya. Hal ini perlu dipikirkan dan dikerjakan agar potensi-potensi yang ada pada anak dapat berkembang secara optimal. Karena para ahli syaraf meyakini bahwa jika gejala-gejala munculnya ke arah positif maka potensi-potensi tersebut akan menjadi potensi yang tersembunyi.
Oleh karena itu, lingkungan (termasuk didalamnya orang tua dan guru) sangat memegang peranan penting dalam hal ini. Lingkungan harus dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat memekarkan potensi yang ada pada anak.
Sebelum mengajarkan membaca pada anak, dasar-dasar kemampuan membaca atau kesiapan membaca perlu dikuasai oleh anak terlebih dahulu. Dasar-dasar kemampuan membaca ini diperlukan agar anak berhasil dalam membaca dan maupun menulis. Seperti dikemukakan Miller dalam Nurbiana (2007:5.13) bahwa sebelum anak diajarkan membaca perlu diketahui terlebih dahulu kesiapan membaca anak. Hal ini bertujuan agar kita mengetahui apakah anak sudah siap diajarkan membaca. Di samping itu juga bertujuan agar dapat diketahui kemampuan kesiapan membaca khusus apa yang sebaiknya diajarkan atau dikuatkan pada anak. Kemampuan kesiapan membaca tersebut adalah :
a.       Kemampuan membedakan auditorial
b.      Kemampuan diskriminasi visual
c.       Kemampuan membuat hubungan suara – visual
d.      Kemampuan perseptual motoris
e.       Kemampuan bahasa lisan
f.       Membangun sebuah latar belakang pengalaman
g.      Progresi dari kiri ke kanan
h.      Kemampuan merangkai
i.       

 
Penggunaan bahasa mulut
j.        Pengenalan melihat kata
k.      Lateralisasi
l.        Koordinasi gerak

4.      Tanda-tanda Kesiapan Membaca
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca adalah sebagai berikut :
a.       Apakah anak sudah memahami bahasa lisan
Kemampuan ini dapat diamati pada waktu anak bercakap-cakap dengan temannya atau disuruh melakukan sesuatu atau diberi pertenyaan tentang sesuatu. Pemahaman yang dimaksud  di sini dengan kalimat sederhana dalam kontek komunikasi dan sesuai dengan perkembangan bahasa anak.
b.      Apakah anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan benar
Ini dapat diamati pada waktu guru bercakap-cakap dengan anak, atau ketika anak mengatakan atau menanyakan sesuatu. Misalnya meja, kuping, kalau kata-kata ini sudah diucapkan dengan baik berarti anak sduah dapat mengujarkan kata-kata dengan baik
c.       Apakah anak sudah dapat mengingatkan kata-kata
Misalnya pada suatu hari anak ditanya tentang objek-objek susuatau seperti “apa ini” sambil memegang matanya. Anal menjawab “mata”. Besoknya pertanyaan yang sama ditanyakan lagi. Jika jawaban benar, maka ia telah mengingat kata itu.
d.      Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf
Kemampuan ini bisa dilakukan seperti cara di atas
e.       Apakah anak sudah menunjukan minat membaca
Hal ini dapat dilihat misalnya dari keinginan anak memegang buku, membuka-buka bacaan lain dan meniru-niru membaaca serta mencoret-coret kertas.


 
 

f.       Apakah anak sudah dapat membedakan dengan baik
Kemampuan yang dimaksud di sini adalah kemampuan pendengaran dan penglihatan. Kemampuan ini dapat dilihat misalnya perilaku anak dalam menanggapi kata-kata suruhan yang berbeda-beda.

5.      Perkembangan Membaca Pada Anak TK
Anak mulai mengenali kata-kata yang sudah terbiasa. Anak kecil mungkin mempelajari seluruh kata-kata yang dapat ia lihat, seperti tanda STOP, sebelum ia mempelajari huruf-hurufnya. Anak kecil mungkin, juga belajar lambang dan simbol, sehingga pada saat dia melewati pertokoan  yang dikenalnya, dia mungkin akan menunjuk huruf yang diketahuinya, seperti "M" untuk Matahari atau” Runtuk Ramayana.
Anak mempelajari cerita yang mempunyai susunan yang jelas dan bagian-bagian yang spesifik. Pada saat anak mendengarkan cerita, dia belajar bahwa cerita yang baik mempunyai awal, tengah, dan akhir cerita. Dia juga belajar memprediksi, berdasarkan halaman muka buku, akan seperti apa ceritanya, juga apa yang akan terjadi berikutnya atau bagaimana cerita akan berakhir. Anak kecil belajar bahwa ada karakter-karakter dalam cerita dan bahwa waktu dan tempat terjadinya cerita adalah sesuatu yang ingin diketahui pendengar. Anak akan membandingkan karakter-karakter dalam buku dengan dirinya atau dengan orang-orang yang dia kenal.
Anak mungkin pura-pura membaca. Anak yang sering dibacakan cerita akan pura-pura membaca buku untuk dirinya sendiri atau kepada boneka mainannya atau binatang peliharaannya, dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri dari cerita yang didengarnya. Orang tua dan guru mungkin juga menemukan anak kecil bekerjasama berpura-pura membaca di saat dia bermain "membaca" resep pada saat dia membuat kue atau "membaca" daftar belanjaan pada saat dia meletakkan belanjaan di keranjang.

 
 

Anak-anak mulai menyadari bahwa dunia dipenuhi huruf-huruf. Selama masa usia kelompok bermain, beberapa anak kecil akan dapat mendeklamasikan atau menyanyikan huruf-huruf. Dia mungkin mulai mengenali huruf-huruf yang sering dilihatnya, khususnya huruf-huruf pada namanya, selanjutnya huruf dari nama ayahnya, nama saudara kandungnya, dan nama teman-temannya. Menemukan huruf yang dikenalinya di rumah, di sekolah atau di toko kelontong, sangat menyenangkan bagi anak kecil, dan dia akan memberi tahu orang tua atau guru seperti “saya menemukan N besar yang lain!” atau “Hey, ada t kecil!”.
Pada akhir masa TK, sebagian besar anak dapat mengenali dan dapat membedakan huruf besar dan huruf kecil. Anak juga belajar bunyi berhubungan dengan sebagian besar huruf-huruf dalam abjad. Sebagian besar anak usia TK dapat mengatakan bahwa B berbunyi "b" dan M berbunyi "m" dan dapat menghubungkan huruf dan bunyi ke dalam permainan yang dimainkannya. Anak secara umum menguasai bunyi konsonan sebelum vokal karena lebih sulit mendengar perbedaan kecil di antara bunyi-bunyi vokal.
Sebagian besar anak usia TK dapat membaca beberapa kata dan buku sederhana, Anak-anak di TK mengenali beberapa kata dengan melihat dan mengenali kata-kata tersebut secara keseluruhan. Kata-kata yang didapat dari penglihatan biasanya meliputi namanya sendiri, teman-teman kelasnya, dan kata-kata yang sering digunakan di dalam tulisannya seperti "mam,"dan "sayang". Anak juga belajar kata-kata yang dilihat di sekelilingnya, seperti "MASUK" dan "KELUAR." Beberapa anak dapat membaca kelompok kata-kata seperti "cat," "bat," dan "mat." Pada akhirnya, beberapa anak usia TK dapat "membaca" buku-buku yang tidak asing baginya dengan mengenali beberapa kata, mengingat-ingat jalannya cerita, dan melihat gambar.

Anak usia TK belajar membaca dari kiri ke kanan. Anak belajar bahwa kita membaca hingga akhir baris dan kembali ke kiri untuk membaca baris lainnya. Anak belajar dari mana tulisan mulai dan berakhir serta mempelajari perbedaan antara kata dan huruf. Beberapa anak dapat menirukan kata-kata dalam buku. Bahkan anak mulai mengenali dan belajar kegunaan beberapa tanda baca yang umum seperti titik dan koma. Memahami secara utuh makna tulisan dan bagaimana sistem bacaan berjalan, merupakan hal yang penting untuk belajar membaca.

C.    Bermain dengan Menggunakan Alat Peraga Puzzle Huruf
Salah satu prinsip pembelajaran di TK adalah bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Permainan kata dan huruf dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan informal, bebas dari ketegangan dan kecemasan. Anak-anak dengan aktif dilibatkan dan dituntut untuk memberikan tanggapan dan membuat keputusan. Dalam memainkan suatu permainan, anak-anak dapat melihat kata berkali-kali, namun tidak dalam cara yang membosankan dan berulang-ulang.
 Penerapan metode bermain dengan menggunakan Media Puzzle huruf adalah salah satu Pendekatan yang sesuai dengan karakteristik dan tumbuh kembang anak. Dengan metode bermain menggunakan Media Puzzle huruf diharapkan dapat menarik minat anak sehingga anak termotivasi untuk gemar membaca.
Penerapan bermain dengan menggunakan puzzle huruf  sangat relevan dengan konsep DAP ( Developmentally Appropriate Practice) atau pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak yaitu sebagai berikut :
1.      Menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat anak asyik belajar.
2.      Menggunakan kurikulum yang dapat menumbuhkan minat anak terhadap materi belajar secara kontekstual.
3.     

 
Mengupayakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bebas dari tekanan dan ancaman, namun tetap memberikan tantangan.
4.      Menyampaikan materi belajar dengan melibatkan pengalaman konkret, terutama melalui pemecahan masalah.
Meskipun bermain seolah-olah hanya untuk bersenang-senang bagi anak, namun bermain memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangan   anak. Manfaat bermain tersebut antara lain:
1.      Memberikan kesempatan pada anak untuk memahami lingkungan dan berinteraksi social;
2.      Mengekspresikan dan mengendalikan emosi;
3.      Meningkatkan kemampuan simbolik anak dalam menyatakan ide pikiran dan perasaannya;
4.      Menyelesaikan konflik;
5.      Mengembangkan kreativitas.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar